Doa Bangun Tidur (Arab Latin dan Artinya Serta Faedahnya)

Doa bangun tidur. Bangun dari tidur merupakan nikmat yang besar dari Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang yang tidur. Kenapa? Karna ketika seorang bangun dari tidurnya itu merupakan nikmat dari Allah dan nikmat ini tidak semua orang bisa merasakannya, karena disana ada yang Allah subhanahu wa ta’ala beri nikmat tidur (bisa tidur) tapi dia tidak bisa merasakan nikmat bangun tidur (karna Allah telah mencabut nyawanya ketika ia tidur). Maka dari itu, hendakya bagi kita untuk mensyukuri nikmat ini dengan membaca doa bangun dari tidur yang telah Allah dan Rasul-Nya perintahkan kepada kita. Adapun doanya sebagaimana yang tertera dalam hadits dibawah ini,

Dari al-Bara bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Bahwasanya Nabi ﷺ apabila bangun dari tidurnya, maka beliau membaca doa:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

ALHAMDU LILLAHIL LADZII AHYANAA BA’DA MAA AMAATANAA WA ILAIHIN NUSYUR

“Segala puji bagi Allah yang telah kembali menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya, dan kepada-Nya kami dibangkitkan.”[1].

FAEDAH:

Anjuran bagi seorang Muslim untuk membaca doa ini ketika bangun dari tidurnya. Karna hal itu merupakan nikmat Allah yang berharga, mahal dan besar.
Hendaknya bagi kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang menghidupkan kita, yang telah memberikan kepada kita kesempatan hidup lagi, karna ketika seorang itu tidur, pada asalnya ia dalam keadaan tidak sadar (mati), makanya Allah subhanahu wa ta’ala dan rasul-Nya memerintahkan kita untuk berdoa dengan doa ketika bangun dari tidurnya.
Bahwa pujian itu hanya milik Allah subhanahu wa ta’ala, karna Dialah yang pantas dan berhak dipuji oleh hambanya.
Dengan kita berdzikir maka kita artinya kita telah mengingat Allah. Dan ketahuilah barang siapa yang mengingat Allah, maka Allah akan selalu mengingatnya.
Menyakini bahwa hari kebangkitan itu ada. Jangan seperti sebagian kelompok yang mereka itu mengingkari tentang adanya hari kebangkitan.

_____________________

Keterangan:

1). Diriwayatkan oleh Bukhari, no. 6312, 6324 dari Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu ‘anhu, dan Muslim, no. 2711 dari al-Bara’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu.

[Disalin dari buku ’Doa dan Wirid, Mengobati guna-guna dan sihir menurut al-Qur’an dan as-Sunnah’ Pengarang Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Cetakan Ketiga Puluh Tiga Rabiul Awwal 1440 H – Januari 2018 M].

Dengan sedikit penambahan.

Wallahu A’lam.