Pengertian Syirik dan Contohnya. Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepakat bahwa syirik merupakan bentuk kemaksiatan yang paling besar kepada Allah azza wa jalla, syirik merupakan sebesar-besar kezhaliman, sebesar-besar dosa yang tidak diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Mengetahui tentang syirik dan berbagai macamnya merupakan jalan untuk dapat menjauhinya dengan sejauh-jauhnya.
PENGERTIAN SYIRIK
Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah subhanahu wa ta’ala dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah serta Asma dan Sifat-Nya.[1]. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Syirik ada dua macam:
Pertama: syirik dalam Rububiyyah, yaitu menjadikan sekutu selain Allah yang mengatur alam semesta, sebagaimana firman-Nya:
قُلِ ٱدْعُوا۟ ٱلَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍۢ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِن شِرْكٍۢ وَمَا لَهُۥ مِنْهُم مِّن ظَهِيرٍۢ
“Katakanlah (Muhammad): ‘Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai ilah) selain Allah! Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat dzarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka sama sekali tidak mempunyai peran serta dalam (penciptaan) langit dan bumi dan tidak ada diantara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.” (QS. Saba’ [34]: 22).
Kedua: syirik dalam Uluhiyyah, yaitu beribadah (berdoa) kepada selain Allah, baik dalam bentuk doa ibadah maupun doa masalah.[2]. Umumnya yang dilakukan manusia adalah menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu dalam hal-hal yang menyerupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdoa kepada selain Allah disamping berdoa kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdoa, dan sebagainya kepada selain-Nya.
Karena itu, barang siapa menyembah dan berdoa kepada selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.
Baca juga Pengertian Ibadah Dalam Islam
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌۭ
“Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS. Luqman [31]: 13). Diriwayatkan dari Abu Bakrah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الكَبائِرِ؟ ثَلاثًا، قالوا: بَلى يا رَسُولَ اللَّهِ، قالَ: الإشْراكُ باللَّهِ، وَعُقُوقُ الوالِدَيْنِ – وَجَلَسَ وَكانَ مُتَّكِئًا فَقالَ – أَلا وَقَوْلُ الزُّورِ، قالَ: فَما زالَ يُكَرِّرُها حتّى قُلْنا: لَيْتَهُ سَكَتَ.
“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar?” (Beliau mengulanginya tiga kali.) Mereka (yaitu para sahabat) menjawab: “Tentu saja, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua.” -Ketika itu beliau bersandar lalu beliau duduk tegak seraya bersabda: – “Dan ingatlah, (yang ketiga) berkata dusta/menjadi saksi palsu!” Perawi berkata: “Beliau terus mengulanginya hingga kami berharap beliau diam.” [3].
Syirik (menyekutukan Allah) dikatakan dosa besar yang paling besar dan kezhaliman yang paling besar, karena ia menyamakan makhluk dan Khaliq (Pencipta) pada hal-hal yang khusus bagi Allah. Siapa yang menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia telah menyamakannya dengan Allah dan ini sebesar-besar kezhaliman. Zhalim adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.[4].
CONTOH-CONTOH SYIRIK
Contoh-contoh perbuatan syirik, diantaranya adalah orang yang memohon (berdoa) kepada orang yang sudah mati, baik itu Nabi, wali, maupun yang lainnya. Perbuatan ini adalah syirik.
Berdoa (memohon) kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala, seperti berdoa meminta suatu hajat, isti’anah (minta tolong), dan istighatsah (minta tolong di saat sulit) kepada orang mati, baik itu kepada Nabi, wali, habib, kyai, jin maupun kuburan keramat, atau minta rizki, meminta kesembuhan penyakit dari mereka, atau kepada pohon dan lainnya selain Allah adalah syirik akbar (syirik besar).
Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab rahimahullah mengatakan: “Barang siapa yang memalingkan satu macam ibadah kepada selain Allah, maka ia musyrik kafir.” [5]. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمَن يَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَ لَا بُرْهَـٰنَ لَهُۥ بِهِۦ فَإِنَّمَا حِسَابُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْكَـٰفِرُونَ
“Dan barang siapa menyembah ilah yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya kepada Rabbnya, Sungguh orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.” (QS. Al-Mu’minun [23]: 117).[6]. Inilah sedikit penjelasan mengenai pengertian syirik dan juga contohnya. Semoga bermanfaat
_____________________
Keterangan:
1). Lihat Ad-Da’wad Dawa (hlm. 198) oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, tahqiq Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid.
[2]. Iqtidha’ush Shirathil Mustaqim (II/226) oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
[3]. Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 2654, 5976, 6919), Muslim (no. 87) dan lainnya.
[4]. Lihat Aqidatut Tauhid (hlm. 74) oleh Syaikh Shalih bin Fauzan.
[5]. Ushuluts Tsalatsah, oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab.
[6]. Lihat buku Doa dan Wirid, Bahasan Kaidah Penting dalam Berdoa dan Berdzikir (hlm. 109-130) cet. 26, Pustaka Imam asy-Syafi’i-Jakarta, th. 2014 M.
Bahasan ini dapat dilihat dalam kitab ‘Aqidatut Tauhid (hlm. 74-80) oleh Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Iqtidhaus Shirathal Mustaqim oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, ad-Daa wad Dawa oleh al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Fat-hul Majid Syarah Kitabit Tauhid oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan, dan lainnya.
[Disalin dari buku Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Syafi’i, Cetakan Keempat belas Dzulqo’dah 1436 H – September 2015 M].
Wallahu A’lam
Baca juga:
Posting Komentar untuk "Pengertian Syirik dan Contohnya Beserta Dalil"