Alhamdulillah, wassalatu wassalamu ‘ala Rasulillah.
Mengenai redaksi
takbiran saat Idul Fitri maupun Idul Adha, bagaimana bacaan (lafaz) yang
tepat?
Perintah untuk
bertakbir disebutkan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surah Al-Baqarah ayat
185, di mana Allah Ta’ala berfirman:
"وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ"
"Dan hendaknya
kalian bertakbir mengagungkan Allah atas petunjuk yang telah diberikan kepada
kalian."
Dalam ayat ini,
perintah bertakbir bersifat umum tanpa menyebutkan redaksi khusus yang
harus dibaca. Selain itu, tidak ditemukan riwayat dari Rasulullah ﷺ mengenai lafaz
takbir tertentu yang beliau ucapkan saat Idul Fitri dan Idul Adha, selain
takbir yang beliau baca ketika berada di Bukit Shafa saat sa’i.
Oleh karena itu, dalam
hal ini, para ulama menyebutkan bahwa redaksi takbiran dapat merujuk kepada praktik
para sahabat dan orang-orang saleh terdahulu. Salah satu riwayat yang sahih
adalah dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, sebagaimana disebutkan oleh
Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf.
Beliau membaca
takbiran dengan lafaz yang umum dikenal:
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا
إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Allāhu Akbar, Allāhu
Akbar, Allāhu Akbar, lā ilāha illallāh, wallāhu akbar, Allāhu Akbar walillāhil
hamd.
Terkait jumlah takbir
di awal, ada dua riwayat:
1). Dua kali: Allāhu
Akbar, Allāhu Akbar, lā ilāha illallāh, wallāhu akbar, Allāhu Akbar walillāhil
hamd.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ،
وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
2). Tiga kali: Allāhu
Akbar, Allāhu Akbar, Allāhu Akbar, lā ilāha illallāh, wallāhu akbar, Allāhu
Akbar walillāhil hamd.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا
إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Maka, keduanya
boleh digunakan, baik yang bertakbir di lapangan maupun di masjid.
Takbiran dengan
Redaksi yang Panjang
Bagaimana dengan lafaz
takbiran yang lebih panjang, yang sering kita dengar, seperti:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا،
وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
"Allāhu Akbar
kabīra, walhamdulillāhi kathīra, wa subhānallāhi bukratan wa asīlā", dan seterusnya?
Lafaz ini disebutkan
oleh Imam Asy-Syafi’i rahimahullah dalam kitabnya Al-Umm. Beliau
menyatakan bahwa seseorang boleh menambahkan takbir dengan kalimat berikut:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا،
وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. اللهُ أَكْبَرُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا
إِيَّاهُ، مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ. لَا إِلٰهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ
الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ
أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
"Allāhu
Akbar kabīra, walhamdulillāhi kathīra, wa subhānallāhi bukratan wa asīlā.
Allāhu Akbar, wa lā na’budu illā iyyāh, mukhliṣīna lahud-dīna walau
karihal-kāfirūn. Lā ilāha illallāh waḥdah, ṣadaqa wa’dah, wa naṣara ‘abdah, wa hazamal
aḥzāba waḥdah. Lā ilāha illallāh, wallāhu akbar, Allāhu Akbar, walillāhil hamd."
Imam Asy-Syafi’i
menyatakan bahwa ini adalah hal yang baik (fa huwa hasan), sehingga
boleh menggunakannya.
Imam Abu Ishaq
Asy-Syirazi, salah satu ulama mazhab Syafi’i, dalam kitabnya Al-Muhadzdzab
menjelaskan alasan bolehnya takbir panjang ini:
"Karena Nabi ﷺ membaca
redaksi panjang ini ketika berada di Bukit Shafa."
Kesimpulan
1). Takbir pendek
dengan dua atau tiga kali pengulangan di awal dianjurkan, sebagaimana riwayat
dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu.
2). Takbir panjang
juga diperbolehkan, sebagaimana pendapat Imam Asy-Syafi’i.
3). Tidak ada
batasan ketat mengenai lafaz takbir, selama isinya tetap dalam koridor
syariat.
4). Yang terpenting
adalah membaca takbir dengan khusyuk, penuh pengagungan kepada Allah,
dan bukan sebagai lagu atau nyanyian.[1]
Syaikh Bin Baz
rahimahullah mengatakan ketika ditanya oleh salah seorang:
السؤال:
يقول السائل من اليمن: ما هي صيغة التكبير في العيدين؟ وهل
يجوز التكبير الجماعي بصوت واحد؟
الجواب:
التكبير: الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله، الله أكبر
الله أكبر ولله الحمد، أو يثلث: الله أكبر الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله،
الله أكبر الله، أكبر الله أكبر ولله الحمد، ومثله: الله أكبر كبيرًا، والحمد لله
كثيرًا، وسبحان الله بكرة وأصيلًا، كل هذا مشروع في عيد الفطر بعد غروب الشمس إلى
الفراغ من الخطبة، وفي الأضحى من دخول شهر ذي الحجة إلى نهاية أيام التشريق ثلاثة
عشر يومًا، من أول ذي الحجة إلى غروب الشمس من اليوم الثالث عشر، كله محل تكبير.
ولكن في أيام التشريق، وفي يوم عرفة، والعيد يكون فيه
التكبير المطلق، والمقيد أدبار الصلوات، والمطلق في جميع الأوقات، في يوم عرفة،
ويوم النحر، وأيام التشريق الثلاثة، يجتمع فيها المطلق، والمقيد، أما ما قبل عرفة
فهو مطلق في الليل والنهار، هذا هو السنة.
أما التكبير الجماعي فهو غير مشروع بدعة، كونهم يتكلمون
بصوت واحد، هذا بدعة غير مشروع.
Pertanyaan:
(Penanya dari Yaman)
Bagaimana bentuk lafaz takbir di hari raya? Dan apakah boleh takbiran dengan
dipandu?
Jawaban:
Ada beberapa bentuk lafaz takbir yang disyariatkan, di antaranya:
- Takbir dua kali.
- Takbir tiga kali.
- Takbir dengan tambahan lafaz, seperti:
الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا، وسبحان الله بكرة وأصيلا.
Takbiran ini
disyariatkan:
- Idul Fitri: Dimulai sejak terbenamnya matahari pada akhir Ramadan hingga
menjelang khutbah Id.
- Idul Adha: Dimulai dari awal bulan Dzulhijjah hingga akhir hari tasyrik, yaitu
selama 13 hari (1–13 Dzulhijjah).
Pada hari Arafah (9
Dzulhijjah), hari Idul Adha (10 Dzulhijjah), dan hari-hari tasyrik (11–13
Dzulhijjah), terdapat takbir muqayyad dan takbir mutlak secara bersamaan.
- Takbir muqayyad: Dilakukan setiap selesai salat fardhu.
- Takbir mutlak: Waktunya bebas, bisa kapan saja.
Sementara itu, pada tanggal 1–8 Dzulhijjah hanya ada takbir mutlak, baik di malam maupun siang hari, dan ini merupakan sunnah.
Adapun takbiran
berjamaah dengan dipandu adalah bid’ah, karena tidak ada dalil yang
mensyariatkannya.[2]
Demikian penjelasan
mengenai takbiran. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala ālihi wa
shahbihi ajma’īn.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
[1] Sumber: Video Youtube (Ternyata Ini
Kalimat Takbiran Yang Benar)
[2] Sumber (https://youtu.be/TaekII6OORM?si=JotdfWEUzi3696vI)
Posting Komentar untuk "Bacaan Takbiran Idul Fitri dan Idul Adha Yang Benar"